Sosialisasi World Scout Foundation di Jakarta Disambut Baik para Tokoh Pramuka

JAKARTA -- Florencia Cagliero mengirim surat elektronik mengucapkan terima kasih atas kehadiran saya pada acara World Scout Foundation Introductory Dinner di Hotel Mulia, Jakarta, akhir Mei 2025.

Dia melampirkan surat ucapan terima kasih yang ditandatangani dua anggota Dewan World Scout Foundation (WSF), yaitu Ahmad Rusdi dan Thijs Stoffer.

“Merupakan suatu kehormatan dan kebahagiaan bagi kami untuk menjamu Anda pada acara dinner,” tulis Flo, staf penggalangan dana WSF, dari kantornya di Kandersteg International Scout Centre, Pegunungan Alpen, Swiss pada 12 Juni 2025.

Tidak lupa dia melampirkan formulir untuk menjadi anggota World Baden-Powell Fellowship. Untuk menjadi anggota, kita mesti donasi sebesar 10 ribu dollar AS yang dapat dicicil selama lima kali.

Untuk anggota muda (usia di bawah 30 tahun), cukup donasi 1000 dollar AS (dicicil lima kali). Oleh WSF, dana tersebut digunakan untuk membantu World Organization of the Scout Movement (WOSM) dan kegiatan kepramukaan di seluruh dunia.

Kandersteg International Scout Centre (KISC) adalah pusat pelatihan di alam terbuka yang didirikan pada tahun 1923 sebagai perwujudan impian Lord Baden-Powell untuk menciptakan ‘Permanent Mini Jamboree’, tempat dimana Pramuka dari seluruh dunia dapat bertemu dan belajar bersama. KISC dimiliki oleh The KISC Association, sebuah organisasi nirlaba yang berafiliasi dengan WOSM.

Florencia Cagliero lulus kuliah akuntasi dari Universidad Nacional de Córdoba, Argentina tahun 2022, kemudian menjadi relawan di Kandersteg International Scout Centre.

Dia lalu bekerja selama lebih dari setahun di sebuah firma akuntansi Swiss dan memperoleh pengalaman pada keuangan nirlaba dan penggalangan dana berkelanjutan. Kini, dia menjadi pegawai bidang pengalangan dana pada Yayasan Pramuka Dunia (WSF) yang berkantor di Jenewa, Swiss.

Thijs Stoffer, Co-Chair Baden Powell Fellows Fundraising Committee, juga mengirim pesan teks melalui aplikasi WhatsApp kepada saya. Dia menjelaskan bahwa WSF telah mengirim email kepada saya.

“Saya mendorong Anda untuk mempertimbangkan secara sukarela bergabung dengan WSF pada acara gala dinner kami di Kuala Lumpur, 23-26 Oktober 2025. Terima kasih dan Salam Pandu,” tulis Stoffer yang menjadi relawan di WSF dan tinggal di Swiss.

Sehari-harinya, Stoffer adalah konsultan independen untuk perusahaan dan organisasi properti di Eropa, Amerika Serikat dan negara-negara Teluk.

WSF yang dibentuk tahun 1969 adalah organisasi non-profit yang misinya untuk mengembangkan dan memperkuat dampak kepanduan/kepramukaan di seluruh dunia dengan menyediakan sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya.

Saat ini terdapat lebih dari 2.500 anggota seumur hidup yang tersebar di 70 negara dan wilayah di seluruh dunia. Ada 7 anggota BP Fellowship dari Indonesia, yaitu Ibu Tien Soeharto, Rahmad Adi Ansori, Ibnu Soetowo, Kusno Utomo, Widianti Kusno Utomo, Mashudi dan Ahmad Rusdi.

Untuk mengelola dana, terdapat Dewan yang terdiri dari 26 anggota yang dipimpin langsung oleh Raja Swedia Carl Gustav XVI dari Swedia sebagai Ketua Kehormatan.

Untuk pertama kalinya di Indonesia, WSF menggelar World Scout Foundation Introductory Dinner. Ahmad Rusdi, mantan Duta Besar Indonesia untuk Yunani dan Kerajaan Thailand, menjadi tuan rumah acara sosialisasi WSF yang berlangsung di Hotel Mulia, Jakarta pada 27 Mei 2025.

Sebanyak 22 orang mengikuti acara ini, antara lain Atalia Praratya (anggota DPR dan Ketua Kwarda Pramuka Jawa Barat), GKR Mangkubumi (Ketua Kwarda DI Yogyakarta), Acep Somantri (Staf Ahli Menteri Luar Negeri dan Andalan Nasional Kwarnas), pengusaha (Andreas Himawan, Ledyanita, Marjaldi Loebis), akademisi, perwakilan Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kwarnas dan Kwarda.

Acara sosialisasi dibuka dengan sambutan oleh sohibul bait, Ahmad Rusdi yang mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada undangan yang hadir.

Dia berharap peserta dapat memahami keberadaan WSF yang setiap tahun selalu mendukung dana bantuan kepada WOSM. Dia berharap acara sosialisasi ini dapat memotivasi bagi kaum muda untuk membentuk Yayasan sehingga dapat bekerja sama program seperti yang dilakukan WSF di berbagai negara.

Thijs Stoffer mengucapkan terima kasih kepada Ahmad Rusdi yang bekerjasama menyelenggarakan sosialisasi ini. Dia menjelaskan keberadaan WOSM yang memiliki 57 juta anggota di 5 wilayah/regional yang memerlukan dukungan dana secara rutin.

Tujuan berdirinya WSF adalah mendukung kegiatan WOSM dan organisasi pramuka di berbagai negeri dengan memberikan dana bantuan untuk proyek dan kegiatan kepanduan seperti Messengers of Peace, Ticklet to Life, dan bencana, serta memberikan dana bantuan untuk pendidikan dan training.

Melalui WOSM, Gerakan Pramuka Indonesia telah mendapat dukungan untuk program Messengers of Peace, Ticket to Life, Dialogue for Peace, dan Life Leaders.

Thijs Stoffer berharap anggota Gerakan Pramuka dapat terlibat aktif dalam mendukung World Scout Foundation dengan menjadi anggota secara sukarela.

Menurutnya, dana yang disumbangkan ke WSF akan diinvestasikan dalam skema dana abadi guna memastikan dana terus berkembang dan dapat terus mendukung aktivitas kepanduan di seluruh dunia termasuk Indonesia.

Ahmad Rusdi dan Thijs Stoffer membuka kesempatan tanya jawab dengan peserta yang hadir. Acep Somantri menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada WSF yang telah mengadakan acara sosialisasi. Dia berharap WSH menyampaikan praktik-praktik baik dalam pengelolaan dana serta pembentukan Yayasan.

“Hal ini selaras, dengan niatan Indonesia untuk juga membentuk Yayasan yang kelak dapat mendukung aktivitas Gerakan Pramuka,” kata Acep yang sejak kecil hingga dewasa menjadi Pramuka di Jawa Barat.

Andreas Himawan menanyakan tentang dana WSF yang dikelola secara profesional oleh tim khusus dan menginvestasikannya melalui berbagai model yang transparan. Setiap tahun, laporan pertanggungjawaban itu dapat diakses secara online oleh publik.

Marjaldi Loeis menyinggung tentang aktivitas Ticket to Life di Indonesia, mengingat saat ini terdapat 10 pasukan Ticket to Life dan akan dikembangkan menjadi 11 pasukan Ticket to Life yang memperoleh dukungan dari WSF dan disalurkan melalui WOSM sebesar USD 1.500 per tahun untuk masing-masing pasukan.

Prakoso Permono mewakili peserta lainnya menyampaikan apresiasi yang diberikan oleh World Scout Foundation bagi anggota yang bergabung dalam Yayasan.

Di antara apresiasi yang diberikan adalah pin emas, piagam, dan kesempatan untuk menghadiri upacara penyerahan yang langsung diberikan oleh Raja Swedia, Carl XVI Gustav, di Kuala Lumpur, Malaysia pada gala dinner Oktober 2025 mendatang. Rencananya bakal diundang 150 anggota baru Baden Powell Fellow dan Youth Baden Powell Fellow.

Para peserta sosialisasi mendapat cinderamata dan souvenir dari Ahmad Rusdi. Dia berharap peserta dapat mensosialisasikan WSF.

Anggota Gerakan Pramuka dan keluarga serta pengusaha dapat secara suka rela ikut menghadiri kegiatan gala dinner di Kuala Lumpur dan di Swedia pada April 2026, sehingga keanggotaan dari Indonesia yang memiliki 25 juta jumlah anggota Pramuka, dapat bertambah.

Ketua Kwarda Pramuka DI Yogyakarta GKR Mangkubumi merasa senang dan menyambut baik acara sosialisasi WSF yang pertama kali di Indonesia.

“Acara ini mengedukasi kita tentang aktivitas WSF yang ternyata beragam, ada MoP, Ticket to Life dan aktivitas terkait lingkungan serta SDG,” katanya.

Menurut Mangkubumi, Indonesia dapat belajar dari WSF. Antara lain bagaimana membentuk Yayasan, cara mengumpulkan donasi dan mengayomi kegiatan kepramukaan.

Dia melihat bahwa Yayasan Pramuka Sedunia lebih fokus kepada fund rising dan supporting bagi WOSM. Upaya yang dilakukan WSF sejak dibentuk akhir tahun 1960-an, ternyata bermanfaat bagi organisasi WOSM dan aktivitas kepramukaan di seluruh dunia.

__

Untung Widyanto, Jurnalis dan Aktivis Pramuka

Kirim Komentar

Previous Post Next Post