INFOPRAMUKA -- Raimuna Dunia/World Scout Moot merupakan kegiatan kepramukaan dunia yang sudah diselenggarakan sejak tahun 1931 di Negara Swiss dan rutin diselenggarakan setiap empat tahun sekali.
Setelah suksesnya acara Raimuna Dunia ke-15 di Negara Islandia, acara Raimuna Dunia yang ke-16 dijadwalkan untuk berlangsung di tahun 2021 di Negara Irlandia. Namun, seperti yang kita ketahui, acara ini ditiadakan dikarenakan pandemi COVID-19.
Alhasil, acara Raimuna Dunia ke-16 dengan mengusung tema “Engage with us, Engage with Portugal” diselenggarakan di Portugal dari tanggal 25 Juli hingga 3 Agustus 2025 dan diikuti oleh 7.500 peserta dan relawan dari 117 negara.
Sekitar 5.200 peserta terbagi ke beberapa regu, membangun tali pertemanan dengan anggota pramuka dari negara lainnya, mempelajari budaya lainnya, menjelajahi kota-kota di Portugal, dan membantu komunitas setempat.
Persiapan untuk acara Raimuna Dunia sendiri sudah dilakukan beberapa tahun silam oleh Organisasi Pramuka Portugal (Scout Federation of Portugal).
Dimulai dari penyusunan program kerja, pemilihan lokasi hingga detail penyelenggaraan acara. Atas rekomendasi Organisasi Gerakan Pramuka Dunia (WOSM), tim penyelenggara pun mengajak anggota pramuka dari negara lain untuk bergabung di Moot Planning Team untuk membantu menyukseskan kegiatan kepramukaan berskala internasional ini.
Hal ini untuk menekankan bahwa acara Raimuna Dunia bukan hanya acara Pramuka Portugal, melainkan acara untuk Pramuka Dunia.
“Alhamdulillaah, saya, yang sedang bekerja sebagai konsultan di bidang Risk and Regulatory di PwC (PricewaterhouseCoopers) di Kota Frankfurt am Main, Jerman, dapat bergabung di Moot Planning Team dengan surat rekomendasi dari Kwartir Nasional,” ujar Betharie Cendera Arrahmani kepada redaksi, Jumat, 22 Agustus 2025.
Setelah melalui tahap wawancara di Bulan Juni 2024, Betharie resmi bergabung di Moot Planning Team untuk memastikan semua departemen paham dan mempunyai rencana mitigasi yang cukup untuk menangani berbagai macam risiko sehingga tidak terjadi hal-hal ekstrem yang tidak diinginkan.
Selain itu, tugas Risk and Crisis Management Team juga meliputi bagaimana Moot Organizing Team menangani berbagai macam insiden yang terjadi saat berlangsungnya acara Raimuna Dunia.
“Saya sangat senang dapat merepresentasikan negara Indonesia di Moot Planning Team dan merupakan kehormatan untuk dapat membantu mempromosikan kegiatan Raimuna Dunia di bulan April lalu dengan menjelaskan berapa jauhnya negara Indonesia dari Negara Portugal,” akunya.
Namun, lanjut Betharie, sangat disayangkan bahwa Pramuka Indonesia tidak mengirimkan kontingen peserta satu pun ke acara Raimuna Dunia ke-16, meskipun beberapa calon peserta sudah melalui proses seleksi dan pembayaran biaya yang akhirnya dikembalikan oleh Pihak Kwarnas.
“Saat saya pertama kali datang di tempat perkemahan di Lisboa untuk melakukan daftar ulang, saya langsung ditanya oleh rekan panitia apakah benar Indonesia tidak mengirimkan kontingen sama sekali. Dan, dengan berat hati saya menjawab pertanyaan itu dengan ‘Iya’,” sambungnya.
Dari sekitar 24 juta anggota Pramuka Indonesia, yang merupakan lebih dari 45% dari anggota Pramuka seluruh dunia, tidak ada satu pun peserta di kegiatan Raimuna Dunia empat tahun sekali ini dan hanya direpresentasikan oleh dua orang anggota Moot Planning Team atau tim panitia, yaitu saya dan Anna Sandala yang sedang kuliah di Munich, Jerman.
Tidak sampai di sini saja, ketidakikutsertaan Pramuka Indonesia di ajang Raimuna Dunia juga dirindukan oleh banyak anggota Pramuka dari negara lainnya.
Misalnya, anggota Pramuka Australia yang datang sebagai relawan di acara Raimuna Dunia ke-16 dan fasih berbahasa Indonesia, dia sangat kaget bahwa Indonesia tidak mengirimkan kontingen dan hanya ada dua orang Indonesia saja di antara 7500 peserta dan relawan.
Rasa kaget dan rindu ini pun juga jumpai Betharie dari pertemuan dengan anggota Pramuka lainnya yang bertindak sebagai relawan dan peserta dari Amerika, Hong Kong, Malaysia, Polandia, Romania, Singapura, Yunani, dan lainnya yang juga menanyakan kabar Kontingen Pramuka Indonesia sekedar hanya untuk bersilaturahmi atau menukar badge kontingen.
Dari kegiatan-kegiatan kepramukaan dunia yang pernah ia ikuti selama ini, baru di acara Raimuna Dunia ke-16 ini saya benar-benar merasakan sedih tidak bisa membagikan badge atau menukar benda-benda kontingen seperti scarf, kaos, pins, dan lainnya, dikarenakan memang tidak adanya kontingen Indonesia di Raimuna Dunia ke-16 di Portugal ini.
“Alhamdulillaah nya, saya masih berinisiatif untuk membawa badge logo Gerakan Pramuka dan pembatas buku bermotif wayang dari Indonesia sehingga setidaknya masih dapat bertukar badge dengan anggota Pramuka dari negara lainnya dan mempromosikan Gerakan Pramuka Indonesia,” terangnya.
Selain itu, ketika ia melihat para peserta Raimuna Dunia yang sangat asyik bercengkerama dengan peserta lainnya, ia pun merasa sedih bahwa pemuda Indonesia yang merupakan elemen penting di Indonesia Emas absen dari komunitas pemuda Internasional dan tidak dapat membangun tali pertemanan dari acara Raimuna Dunia ini.
Puncak dari rasa sedih atas ketidakikutsertaan Kontingen Pramuka Indonesia adalah tidak adanya Bendera Indonesia di acara upacara pembukaan dan di jalan utama di Bumi Perkemahan Ovar, dan juga tidak adanya representasi Indonesia di acara Malam Internasional.
“Pada saat upacara pembukaan di tanggal 30 Juli 2025 di Bumi Perkemahan Ovar, alhamdulillaah tim WOSM memberikan kepercayaan kepada saya untuk membawa bendera WOSM,” kenangnya.
Saat Betharie melihat peserta dari negara lain yang diamanati sebagai pembawa bendera negaranya misal Kanada, Korea, Norwegia, Nigeria, Papua Nugini, Timor Leste, dan Uruguay, ia sangat miris tidak melihat bendera Indonesia.
“Di satu sisi, saya bangga menjadi bagian dari pembawa bendera terutama bendera WOSM. Namun, di sisi lainnya, saya pun sedih melihat kondisi Indonesia tidak direpresentasikan di upacara pembukaan kegiatan bergengsi skala internasional ini,” ungkapnya.
Hal ini pun juga dirasakan oleh Jo Deman tim WOSM dan Jacob Murray, Director of World Scout Events, yang menyayangkan ketidakhadiran Kontingen Pramuka Indonesia sebagai Organisasi Pramuka dengan jumlah anggota terbanyak. Hari-hari di bumi perkemahan pun, Betharie mengaku hanya bisa memandangi Bendera Monako yang mirip dengan Bendera Indonesia.
Selain itu, ketika di acara Malam Internasional, Ia merasakan “kesepian” dan juga sedih tidak dapat mempromosikan Negara Indonesia dari segi makanan/minuman maupun penampilan tradisional.
“Akhirnya, saya hanya dapat melihat anggota Pramuka dari Malaysia yang mempunyai budaya mirip dengan Negara Indonesia,” ujarnya.
Keputusan Kwarnas mengenai pembatalan pengiriman Kontingen Indonesia ke acara Raimuna Dunia ke-16 di Portugal sangat disayangkan oleh banyak pihak dan tentunya berdampak yang besar terhadap eksistensi Gerakan Pramuka Indonesia di ranah internasional.
Sebagai organisasi kepramukaan dengan anggota Pramuka terbanyak sedunia, absen dari kegiatan kepramukaan dunia memicu banyak pertanyaan dan rasa rindu untuk bersilaturahmi dari anggota Pramuka negara lainnya.
Dengan keputusan ini, anggota muda Pramuka Indonesia juga sayangnya kehilangan kesempatan untuk menjalin pertemanan internasional dan menambah wawasan untuk dapat memberikan bakti yang lebih untuk bumi pertiwi Indonesia yang diidamkan di Indonesia Emas 2045.
“Saya berharap bahwa Kwarnas dapat memfasilitasi anggota Pramuka Indonesia untuk selalu berpartisipasi di kegiatan-kegiatan kepramukaan dunia dengan momen-momen yang sangat berharga dalam empat tahun sekali ini, misalnya kegiatan jambore dunia dan raimuna dunia, meskipun hanya mengirimkan beberapa orang saja sebagai peserta,” tegasnya.
Lebih lanjut ia juga berharap Kwarnas dan Kementerian Luar Negeri dapat bekerjasama untuk membangun Gerakan Pramuka Indonesia di kantor perwakilan RI yang berada di negara-negara selain Indonesia.
Sehingga, semangat kepramukaan Indonesia tidak terbatas di Negara Indonesia saja, melainkan dapat tetap dilanjutkan oleh para diaspora Indonesia di tanah rantau.
Hal-hal ini diharapkan dapat menguatkan dan mempermudah representasi Gerakan Pramuka Indonesia dari berbagai penjuru dunia untuk kegiatan-kegiatan kepramukaan berskala internasional. **
Post a Comment