Opini: Pentingnya Menjaga Esensi Penghargaan Gerakan Pramuka

Penghargaan dalam Gerakan Pramuka sejatinya merupakan simbol prestisius yang diberikan kepada individu maupun lembaga atas dasar dedikasi, prestasi, serta pengabdian yang nyata. Ia adalah wujud apresiasi organisasi kepada mereka yang sungguh-sungguh telah berkontribusi dalam membina generasi muda.

Namun, dalam praktik beberapa tahun terakhir, kita menyaksikan gejala yang memprihatinkan: penghargaan tidak lagi sepenuhnya bermakna sebagai kehormatan, melainkan bergeser menjadi instrumen yang bernuansa administratif, bahkan terkesan berorientasi bisnis.

Fenomena ini menimbulkan sejumlah persoalan serius. Pertama, nilai moral penghargaan semakin merosot. Apresiasi yang seharusnya lahir dari penilaian objektif kini dipersepsikan hanya sebagai formalitas belaka.

Kedua, semangat pengabdian kader Pramuka berpotensi melemah, sebab mereka yang bekerja keras kerap melihat penghargaan dapat diperoleh tanpa melalui proses yang adil dan transparan.

Ketiga, citra Gerakan Pramuka di mata masyarakat pun terancam tercoreng, seolah organisasi lebih sibuk mengelola penghargaan sebagai sumber pendanaan ketimbang menjaga integritasnya.

Menyikapi kondisi ini, perlu dilakukan langkah-langkah korektif yang tegas namun konstruktif. Regulasi penghargaan harus diperkuat dengan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas.

Prosedur pengusulan penghargaan wajib jelas, terukur, dan dapat diakses publik, sehingga tidak ada lagi ruang bagi persepsi transaksional. Unsur biaya yang menyertai proses administrasi penghargaan pun harus ditempatkan secara wajar, semata-mata untuk mendukung kelancaran teknis, bukan dijadikan instrumen komersialisasi.

Lebih jauh, setiap penghargaan yang diberikan harus disertai dengan narasi kontribusi nyata dari penerimanya. Transparansi ini bukan hanya menjaga martabat penghargaan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi anggota lain untuk terus berkarya.

Kini saatnya Gerakan Pramuka mengembalikan marwah penghargaan sebagai simbol kehormatan, bukan komoditas. Penghargaan harus kembali menjadi puncak apresiasi atas dedikasi, pengabdian, dan prestasi sejati.

Dengan demikian, nilai-nilai kepramukaan tetap terjaga, dan organisasi mampu menampilkan wajah yang bermartabat serta berintegritas di mata publik.

Kirim Komentar

Previous Post Next Post