ACEH -- Pramuka Peduli membantu korban banjir dan tanah longsor yang terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Di Kabupaten Aceh Tamiang, pramuka membantu memasak dan mengatur makanan di dapur umum yang dikelola oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Tamiang juga mendirikan posko untuk menerima bantuan dari pramuka dan masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia.
"Pramuka Peduli di Sabang, Pidie Jaya, Bireun dan Aceh Utara membantu untuk mengumpulkan donasi, mendistribusikan bantuan, logistik dan obat-obatan," kata Kak Ryan Abdilla, Humas Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Aceh pada Senin, 8 Desember 2025.
Sejak 1 Desember 2025, Posko Kwarda Aceh di Banda Aceh telah menerima bantuan berupa bahan makanan, pakaian layak pakai dan barang lainnya. Bantuan tersebut ada yang berasal dari Posko Kwartir Cabang di Aceh yang wilayahnya tidak terkena bencana.
Menurut Kak Ryan Abdilla, hari ini bantuan tersebut diberangkatkan ke Kabupaten Bireun. Tim Pramuka Peduli Kwarda Aceh berupa mengirimkan bantuan ke Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah, yang jalan darat sempat putus karena longsor.
Kak Ryan menjelaskan bahwa Posko Kwarda Aceh membutuhkan bantuan berupa logistik (sembako), obat-obat harian, serta diapers bayi dan pembalut wanita. Mereka membutuhkan kendaraan berupa pickup dan sejenisnya untuk mendistribusikan bantuan ke wilayah bencana.
Kabarnya, Pramuka Peduli dari salah satu kwartir cabang di Jawa Barat telah masuk ke Kabupaten Aceh Tamiang, melalui perbatasan Sumatera Utara. Beberapa kwartir daerah dan cabang di luar Aceh juga sudah bersiap-siap mengirim personel Pramuka Peduli dan menyalurkan bantuan.
Kwarda Aceh yang kepengurusannya masih dalam transisi, merasa kesulitan untuk melakukan pengelolaan relawan Pramuka Peduli dari berbagai daerah yang bakal masuk ke Aceh.
Mereka mengusulkan agar Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka secepatnya membentuk Pos Koordinasi (Posko) Partisipasi Penanganan Darurat Bencana.
"Posko Kwarnas ini akan membantu dan mempercepat tugas kami yang berada di wilayah bencana," kata Kak Ryan.
Menurut Kak Ryan, dengan adanya Posko Kwarnas, partisipasi Pramuka Peduli dari seluruh Kwarda di Tanah Air untuk membantu Kwarda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, dapat terkoordinir, efektif, serta efisien.
Ketika terjadi tsunami di Aceh pada 26 Desember 2004, Ketua Kwarnas Kak Azrul Azwar membentuk Pos Koordinasi (Posko). Pada tahap awal ada 250 Pramuka Peduli dari berbagai kwartir daerah di Tanah Air, datang untuk membantu proses evakuasi, pencarian korban, dan penanganan darurat pascabencana.
Kwarnas menginisiasi gerakan "Bumbung Kemanusiaan" untuk menggalang dana dari pramuka dan masyarakat luas. Tiga bulan setelah tsunami, Kwarnas bahkan mengadakan Kemah Bakti yang diikuti sekitar 400 pramuka penegak dan pandega, perwakilan Kwarda.
Di antara mereka ada yang bertugas selama 6 bulan di barak pengungsian untuk konseling dan membantu rehabilitasi korban tsunami. Aktivitas Pramuka Peduli di Aceh ini mendapat dukungan dari Gerakan Kepanduan Sedunia dan ditampilkan dalam laporan tahunan World Scout Foundation tahun 2004. (*/uwd)


Post a Comment